Selasa, 05 Maret 2013

First Kiss



            “Kevin oppa! Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?!” seru Effie kesal pada Kevin, partner dance-nya, saat mereka sedang latihan dance.
            “Aku tahu apa yang sedang kulakukan! Sebaiknya kau berhenti mengeluh dan turuti mauku!” balas Kevin.
            “Hey, ada apa dengan kalian?” tanya Soohyun yang sudah berada di antara mereka. Eli, Jaeseop dan Kiseop juga ikut menghampiri mereka.
            Melihat kehadiran sang kekasih, Effie segera memeluk Eli erat, seakan-akan meminta pertolangan padanya dari amarah Kevin. Eli pun membalas pelukannya dan berbisik, ‘Tenang! Semuanya akan baik-baik saja,’ pada Effie tercintanya.
            Kevin yang melihat sikap pasangan baru itu pun semakin kesal. Bukannya menjelaskan permasalahannya pada Effie, lelaki itu keluar ruang latihan sambil membanting keras pintunya saat menutupnya.
            Semua orang yang berada di ruangan itu terperangah melihat emosi Kevin. Tidak ada yang menyangka bahwa Kevin bisa seemosi itu.

***

            Kevin membasuh wajahnya berkali-kali di toilet. Baru pertama kali ini dia merasakan perasaan itu. Cemburu. Ya… dia cemburu. Dia sudah jatuh hati pada Effie saat U-KISS dan C-REAL pertama kali bertemu di Music Bank beberapa bulan yang lalu. Ternyata, Eli pun merasakan hal yang sama pada gadis itu. Bahkan Eli bergerak lebih cepat darinya dengan menyatakan cintanya pada Effie dua minggu yang lalu. Seminggu kemudian, mereka mendapat kabar bahwa U-KISS dan C-REAL akan mengadakan show kolaborasi mereka pada bulan depan. Kabar buruk bagi Kevin karena dia dan Effie harus ber-duet pada show itu.
            “Kevin-ah, apa yang tadi kau lakukan padanya?” tanya Kevin pada dirinya sendiri setelah menyadari dirinya sudah melampiaskan emosinya pada Effie. Bukan salah Effie kalau gadis itu memilih Eli sebagai kekasihnya. Eli pun tidak tahu kalau dirinya juga menyukai gadis itu dan seharusnya dia turut bahagia melihat pasangan itu bersama. Mereka saling mencintai satu sama lain. Tapi, haruskah aku turut bahagia di saat hatiku terluka melihat mereka bersama? Batin Kevin bertanya-tanya.

***

            Sementara itu, di ruang latihan…
            “Kenapa Kevin oppa bisa semarah itu padamu, Effie?” tanya Chemi saat Effie kembali bergabung dengan member C-REAL lainnya.
            Effie menghela napas berat, lalu menggeleng lemah. “Aku juga tidak tahu. Tapi, kalian lihat kan sudah berkali-kali Kevin oppa menghentikan gerakan dance kami secara mendadak. Mungkin dia marah padaku karena aku memprotesnya,” jawab Effie.
            “Tapi, kan tak seharusnya dia seperti itu!” protes Redee. “Kenapa juga Kevin oppa menghentikan gerakan dance kalian semaunya? Kulihat, kau tidak membuat banyak kesalahan saat dance tadi. Tidak ada kesalahan besar!”
            “Apa kalian tidak merasa aneh?” tanya Lenny tiba-tiba. “Tidak biasanya kan Kevin oppa bersikap seperti itu? Oppadeul U-KISS lainnya juga terkejut saat melihatnya seemosi itu.”
            “Benar juga katamu, Lenny!” timpal Ann J. “Kevin oppa sangat ramah pada kita semua. Kalian masih ingat saat pertemuan kita dan oppadeul U-KISS di Music Bank? Dia benar-benar baik pada kita.”
            “Mungkin dia sedang ada masalah,” Redee menduga.
            “Kalau memang dia punya masalah, kenapa hanya aku yang dimarahinya?” tanya Effie dengan nada setengah kesal.
            Pintu ruangan itu berdecit terbuka. Tampak Kevin yang bagian atas tubuhnya basah akibat basuhan yang dilakukannya tadi di toilet secara berlebihan. Kehadirannya membuat suasana di ruangan itu lengang. Semua orang yang di sana seakan-akan sedang menduga apa yang akan dilakukan lelaki yang terkenal dengan senyum malaikatnya itu.
            Kevin menyadari perubahan suasana akibatnya, namun dia memilih untuk tidak peduli. Kevin berjalan menghampiri member U-KISS lainnya. “Ayo, kita latihan lagi!” ajaknya. “Kita semua, C-REAL dan U-KISS.”

***

            Sore harinya, bertepatan saat latihan dance mereka selesai, Deera Nuna memberitahukan mereka bahwa ada acara makan malam bersama antara C-REAL dan U-KISS, sekalian membicarakan persiapan untuk show kolaborasi mereka.
            Kevin menghela napas berat. Kenapa juga hal seperti ini bisa terjadi? Rutuknya di dalam hati. Lelaki itu kembali merasa kesal saat melihat Effie dan Eli saling tersenyum pada satu sama lain. Tentu saja mereka senang sekali karena masih punya lebih banyak waktu untuk berdua.
            Sebelum ke restaurant yang akan menjadi tempat makan malam mereka, C-REAL kembali ke dorm mereka untuk bersiap-siap, sedangkan U-KISS kembali ke rumah masing-masing karena mereka memang tidak tinggal di dorm.
            Sesampai di rumahnya, Kevin segera mandi untuk menghilangkan keringat di tubuhnya akibat latihan tadi. Dia menatap dirinya di cermin yang hanya mengenakan handuk di pinggangnya usai mandi. Aku harus terlihat tampan di hadapan Effie, batinnya. Aku tahu Effie tidak akan semudah itu jatuh cinta padaku, ditambah dengan sikapku padanya hari ini. Setidaknya, walaupun aku tidak bisa memilikinya, aku harus mempunyai hubungan yang baik dengannya. Kevin tersenyum pada bayang dirinya di cermin sambil memikirkan rencananya itu. Dia pun beranjak menuju lemarinya dan mulai memilih-milih pakaian.

***

            “Kenapa kau menjemputku?” tanya Kevin pada Eli dengan nada sedikit kesal. Mereka sedang dalam perjalanan menuju restaurant dengan mobil Eli. Kevin pun kaget saat mengetahui Eli sudah berada di depan gerbang rumahnya ketika dia akan berangkat menuju restaurant.
            Eli hanya tertawa kecil menanggapinya. “Memangnya kenapa? Aku hanya ingin berangkat bersamamu,” jawabnya. “Maafkan aku karena tidak memberitahumu sebelumnya. Aku ingin membuat kejutan kecil untukmu.”
            Kevin hanya terdiam sambil menatap ke luar jendela mobil. Wajahnya terlihat kesal. “Apa kau akan menjemput Effie?” tanyanya tiba-tiba. Jika Eli menjawab iya, habislah dia! Dia akan menjadi kambing congek di antara pasangan yang sedang kasmaran itu.
            Untungnya, Eli menggeleng. “Tentu saja tidak,” jawabnya datar. “Kami kan merahasiakan hubungan ini dari publik. Hanya U-KISS dan C-REAL yang tahu. Bahkan Deera Nuna tidak tahu kan? Kami pun sepakat untuk bersikap biasa saja, seperti sikap pada teman biasa.”
            Diam-diam Kevin menghela napas lega mendengarnya. Setidaknya dia tidak akan dibuat kesal dengan sikap pasangan baru itu selama acara makan malam berlangsung. Ah, andai saja kalian berdua memang hanya teman biasa… harapnya di dalam hati.

***

            Kevin hampir tidak bisa menahan dirinya saat melihat Effie malam itu. Saat dia menoleh pada Eli, lelaki itu pun tahu bahwa kawannya juga merasakan hal yang sama. Bahkan lebih, batin Kevin. Bagaimanapun kan dia kekasihnya.
            Malam itu, C-REAL benar-benar tampil memukau. Mereka sangat cantik dan beda dari biasanya. Sangat jauh bila dibandingkan penampilan mereka saat latihan dance dengan U-KISS. Tanpa diketahui U-KISS, C-REAL sebenarnya juga mengagumi penampilan para lelaki itu.
            Sepanjang acara makan malam, diskusi banyak dilakukan oleh petinggi-petinggi dari agensi masing-masing. Sementara C-REAL asyik berbicara dengan satu sama lain, begitu juga dengan U-KISS. Kevin sedang tidak mood untuk berbicara. Bahkan saat Kiseop menanyakan suatu hal, lelaki itu hanya berdeham mengiyakan. Entah apa yang ditanyakan Kiseop, lelaki itu tidak memperhatikannya. Tidak mau tahu lebih tepatnya.
            Sampai kemudian, Effie meminta izin untuk pergi ke toilet pada mereka semua. Kevin memperhatikan gadis itu. Akhirnya, Kevin benar-benar tidak bisa menahan dirinya dan dia meminta izin untuk keluar karena dia teringat janjinya untuk segera menelepon ibunya sesampainya dia di restaurant. Tentu saja itu hanya alasan yang dibuatnya untuk bisa keluar.
            Kevin menunggu Effie di depan pintu ruangan makan mereka. “Effie ya!” panggil Kevin setelah Effie muncul di koridor restaurant itu.
            “Oh. Kevin oppa,” hanya itu yang bisa dikatakan Effie. Gadis itu tentu saja heran dengan keberadaan Kevin di sana. “Apa acara makan malamnya sudah selesai?” tanyanya.
            Kevin menggeleng. “Masih berlangsung,” jawabnya, lalu menarik tangan Effie. “Ada yang ingin kukatakan padamu.”
            “Katakan saja.”
            “Tapi, tidak di sini. Ayo, kita pergi!”

***

            Di sebuah lorong kecil di luar bangunan restaurant itu, Kevin mengajak Effie untuk melakukan percakapan serius. Tempat itu benar-benar strategis. Tidak ada yang melewati tempat itu. Hanya ada penerangan kecil sehingga bisa menyamarkan sosok mereka.
            “Apa yang mau oppa katakan?” tanya Effie karena Kevin tak kunjung bersuara.
            Bukannya berbicara, Kevin menatap gadis itu lekat-lekat. Ada tatapan penyesalan pada tatapannya. Lelaki itu menghela napas panjang dan berkata, “Effie ya… maafkan aku… aku sudah memarahimu saat latihan tadi dan sikapku benar-benar buruk padamu, juga pada teman-teman yang lain.”
            Effie menatap wajah Kevin yang sekarang sedang menunduk. Tanpa diminta pun gadis itu sebenarnya sudah memaafkan Kevin. “Tidak apa-apa, oppa. Aku sudah memaafkan oppa,” katanya.
            “Benarkah?” tanya Kevin sangsi sambil menatap gadis itu.
            Effie mengangguk mantap. “Tapi, jangan kau lakukan lagi ya, oppa! Kau benar-benar membuatku takut,” akunya yang hanya ditanggapi Kevin dengan tawanya. Tanpa diduganya, lelaki itu memeluk tubuhnya erat, seakan-akan dia tidak mau melepaskannya. Tidak mau kehilangannya. “O-oppa…”
            “Ssshhh…” Kevin menyuruhnya diam. “Biarkan aku memelukmu, Effie ya,” katanya sambil menikmati bau tubuh Effie yang harum strawberry. “Baumu harum sekali.”
            “O-oppa… kita tidak bisa seperti ini,” kata Effie sambil mencoba melepaskan tubuhnya. Sekuat apapun dia, Kevin lebih kuat untuk menahan tubuhnya. Effie pun menyerah. “Ada apa denganmu, Oppa?” akhirnya Effie bertanya.
            “Effie ya… aku… aku mencintaimu,” aku Kevin begitu saja sambil mempererat pelukannya. “Aku sangat mencintaimu.”
            Tentu saja gadis itu terkejut bukan main. Apa yang tadi kudengar? Kevin Oppa mencintaiku?! Batinnya. “Aku salah dengar kan, oppa? Kau bilang kau…”
            Kevin segera memotong perkataan Effie dengan ciumannya di bibir Effie. Lelaki itu terus mempererat pelukannya setiap kali gadis itu ingin melepaskan diri darinya. Kevin tahu, Effie tidak bisa menerima sikapnya itu karena gadis itu tidak membalas ciumannya. Sambil menghela napas, Kevin melepaskan ciumannya. “Aku benar-benar mencintaimu, Effie.”
            Walaupun cahaya di sekitar mereka remang-remang, Kevin bisa melihat air mata yang mengalir di pipi Effie. Tanpa bicara apa-apa lagi, setelah merasa pelukan atas dirinya melemah, Effie berlari begitu saja meninggalkan Kevin sendiri.

***

            Sepulang dari acara makan malam bersama, Effie langsung mengganti bajunya dan mengasingkan diri di balkon dorm mereka. Member C-REAL lainnya tidak terlalu memperhatikan sikap Effie itu karena sudah terlalu lelah dengan semua jadwal mereka hari itu. Chemi, leader mereka, hanya menyuruh Effie untuk segera tidur karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Effie hanya mengiyakannya sambil lalu.
            Gadis itu masih mengingat pengakuan Kevin terhadapnya, dan juga ciuman itu. Tanpa disadarinya, Effie menyentuh begitu saja bibirnya dan kembali mengingat ‘rasa’ ciuman Kevin terhadapnya. Lembut dan manis, batinnya. Jadi, rasanya berciuman seperti itu. Hey, Effie! Sadarlah! Effie mulai membuyarkan lamunannya sendiri. Gadis itu kembali kesal pada Kevin. Bagaimanapun juga dia sudah mencuri ciuman pertamaku! Eli oppa saja belum menciumku! Kevin oppa benar-benar keterlaluan!!!

***

            Dua hari kemudian…
            Kevin membuka pintu ruang latihan dance mereka. Masih kosong. Lelaki itu melirik jam dinding yang tergantung di dinding ruangan itu. Pantas saja! Masih satu jam lagi latihan baru akan dimulai. Kenapa aku bisa datang secepat ini?
            Tiba-tiba, Kevin mendengar suara pintu ruangan dibuka. Lelaki itu cukup terpana setelah melihat siapa orang yang membuka pintu itu. Effie! Baru saja Effie hendak menutup pintu itu kembali, Kevin segera menarik gadis itu masuk ke dalam ruangan. “Mau kemana?” tanyanya sambil memperhatikan Effie yang masih mengenakan seragam sekolahnya. Effie sengaja memalingkan wajahnya dari Kevin dan Kevin menyadari hal itu. “Ada apa denganmu?”
            “Kau jahat, oppa!” seru Effie begitu saja tanpa bisa ditahannya. Gadis itu mulai menangis.
            Kevin terkejut dengan seruan Effie. Ditambah lagi saat melihat gadis itu menangis. Kevin teringat akan kejadian malam itu. Rasa bersalah pun mulai menyerangnya. “Maafkan aku, Effie…” akunya sambil memeluk gadis itu. “Maafkan aku kalau yang kulakukan padamu waktu itu membuatmu benci padaku. Sungguh maafkan aku, Effie. Jangan membenciku,” pintanya memelas sambil mempererat pelukannya.
            “Kenapa kau tega melakukan itu padaku, oppa?” tanya Effie sambil mengisak. “Kau tahu kalau aku dan Eli oppa berpacaran. Kenapa kau tega menciumku? Kenapa kau mencuri ciuman pertamaku?”
            Kevin kembali terkejut. Dia melepaskan pelukannya dan menatap gadis itu lekat-lekat dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang didengarnya tadi. “Apa kau bilang? Aku mencuri ciuman pertamamu?” ulangnya dan Effie menjawab dengan anggukan mantap. “Maafkan aku, Effie… aku sungguh tidak bermaksud…”
            “Berhenti meminta maaf padaku, oppa!” potong Effie dengan nada suara kesal. Gadis itu sudah menghentikan tangisnya. “Aku benar-benar tidak bisa menerima sikapmu itu padaku malam itu. Aku benar-benar kecewa padamu, oppa. Aku…”
            “Kumohon, jangan membenciku!” pinta Kevin sambil memegang kedua tangan Effie. “Apapun akan kuberikan untukmu, tapi, tolong jangan membenciku!”
            Effie terdiam sambil menatap wajah lelaki dihadapannya yang sedang merajuknya. Demi melihat wajah Kevin, Effie pun tidak tega dan memutuskan untuk menyetujuinya. Gadis itu mengangguk lemah.
            Kevin tersenyum bahagia melihat reaksi Effie itu. “Jadi, kau sudah memaafkan aku kan? Kita berteman?”
            Effie mengangguk sambil tersenyum kecil. “Tapi, semua tergantung padamu, oppa. Kalau kau memperlakukanku dengan baik, aku akan menjadi teman terbaikmu. Namun, kalau kau tidak memperlakukanku dengan baik, aku akan menjauhimu.”
            “As you wish, dear,” Kevin menyetujuinya sambil tersenyum. Namun, sebenarnya Kevin merasa sedih karena hubungan diantara mereka hanya sebatas teman, tidak lebih. Walaupun begitu, lelaki itu senang saat mengetahui dialah lelaki pertama yang mencium Effie. Dan sebenarnya, itu juga ciuman pertamanya.

***