Selasa, 08 Januari 2013

I Love You, Nuna...!!! [Part I]


Main Cast: 

- U-KISS’s Hoon 
- Girls’ Generation’s Hyoyeon


***


Minggu pagi ini, Kiseop, Jaeseop dan Hoon asik bermain basket di Daejoon Park. Hari ini mereka akan belajar bersama. Eli dan Kevin juga akan datang. Selagi menunggu, mereka pun bermain di sport arena yang ada di Daejoon Park. Hoon yang membawa bola basketnya.
“Eli dan Kevin lama sekali ya!” seru Kiseop setelah melihat arlojinya di sela-sela permainan mereka.
“Iya nih. Bosen juga main basket seperti ini,” kata Jaeseop yang sedang men-dribble bola. “Hoon, tangkap nih!” serunya pada Hoon.
Hoon berhasil menangkapnya. Lelaki itu men-dribble bolanya sejenak. “Kiseop-ah, tangkap!” serunya pada Kiseop.
Sayangnya, bola itu terlalu jauh melambung dan sukses mengenai seorang gadis yang sedang membaca buku di bangku taman yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka.
“Wah! Hoon, kena orang itu bolanya!” seru Jaeseop heboh.
“Salah Kiseop! Kenapa dia tidak bisa menangkap operanku?” Hoon membela diri.
Mendengar itu, Kiseop tentu saja tidak terima. “Kau melemparnya terlalu jauh, Hoon! Tentu saja aku tidak bisa menangkapnya,” balas Kiseop.
“Sudah, tidak usah saling menyalahkan!” lerai Jaeseop sebelum pertengkaran kecil mereka menjadi besar. “Hoon, kau ambil sana bolanya!” pinta Jaeseop yang terdengar tegas.
“Aku? Kenapa aku?”
“Tentu saja kau! Kau kan yang melemparnya!” Kiseop yang menjawab. Suaranya terdengar ketus.
Setengah hati, Hoon pun berjalan ke arah gadis itu. Semakin langkahnya mendekati tempat si gadis, Hoon semakin gugup. Perasaan bersalah pun mulai muncul. Apa yang mesti kukatakan? Batinnya bertanya. Bagaimana kalau misalnya dia balik marah padaku? Aish, kenapa nasibku sial begini sih!
“Ini bolamu ya?” terdengar suara gadis, membuat Hoon sedikit terlonjak.
Rupanya, dia sudah berada di hadapan gadis yang tadi terkena bola karena lemparannya. Hoon mengangkat wajahnya yang dari tadi menunduk. Ya Tuhan… Dia terpesona dengan paras gadis itu.
“Hei! Ini bolamu kan?” tanya si gadis itu tadi dengan suara dikeraskan.
Hoon tersadar dari keterpesonaannya tadi. Dengan kikuk, lelaki itu mengangguk, lalu membungkuk. “Iya, itu bolaku. Maaf, tadi tidak sengaja mengenaimu,” akunya.
Gadis itu mengehela napas berat. Walaupun masih kesal, tapi dia tidak bermaksud untuk memperpanjang permasalahan. Dia mengulurkan bola itu pada Hoon. “Lupakan saja. jangan diulangi lagi!”
Hoon mengiyakan sambil menerima bola itu, lalu pergi menuju tempatnya tadi. Di tengah jalan, Hoon menyempatkan diri untuk melihat lagi sosok gadis itu yang sudah asik kembali membaca. Dia bisa merasakan debar di dadanya. Hei, ada apa denganku?

***

Keesokan harinya…
“Hari ini kalian mau pesan apa?” tanya Hoon pada Eli, Jaeseop, Kevin, dan Kiseop saat mereka sudah menempati meja untuk lima orang di kantin sekolah.
“Kenapa? Kau yang akan memesankan makanan kita?” tanya Jaeseop, berharap. Dia sama sekali tidak suka mengantri saat memesan makanan. Membayangkannya saja sudah membuatnya gerah!
Sayangnya, Hoon menggeleng. “Tidak. Kenapa harus aku?” tanyanya enteng.
“Hei! Lalu, kenapa tadi kau menanyakan pesanan kami?! Kupikir, kau yang akan pergi mengantri untuk memesannya!”
Hoon hanya terkekeh melihat wajah kesal Jaeseop, juga Eli, Kevin, dan Kiseop. “Aku hanya bingung apa yang akan kupesan. Makanya, aku bertanya. Supaya dapat inspirasi hehehe…”
“Ayo, kita main gunting-batu-kertas untuk menentukan siapa yang akan memesan makanan!” usul Kiseop penuh semangat.
“Tidak! Aku tahu, kalau aku pasti kalah,” tolak Jaeseop mentah-mentah. “Aku tidak mau mengantri untuk memesan makanan. Titik!”
“Lalu, kau tidak mau makan, heh?” tanya Eli yang langsung membuat Jaeseop salah tingkah. “Payah kau, Jaeseop-ah!”
“Sudahlah! Kalau begitu, biar aku dan Eli saja yang pergi memesan,” kata Kevin menawarkan diri.
“Kenapa aku juga ikut?!” protes Eli.
“Jadi, kau tidak mau menemaniku? Okelah, aku akan pergi dengan Kiseop. Kau mau kan, Kiseop-ah?”
“Kevin-ah!” Eli setengah berteriak dengan nada putus asa. “Oke, aku ikut denganmu.”
Akhirnya, setelah mendengarkan apa saja pesanan kawan-kawannya, Eli dan Kevin segera pergi menuju food corner sebelum antriannya bertambah banyak.
“Mau kemana kau?” tanya Kiseop saat melihat Hoon yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.
“Maaf, aku harus ke toilet sebentar!” akunya, lalu buru-buru meninggalkan mereka.
Namun, baru beberapa langkah, Hoon tidak sengaja menabrak seorang gadis. Keduanya jatuh tersungkur. Bahkan ice cream gadis itu jatuh ke sweater-nya. Tentu saja kejadian itu menjadi hiburan gratis bagi para pengunjung kantin. Sebagian malah ada yang tertawa.
“Ya Tuhan! Maafkan aku! Sungguh aku tidak…” kalimatnya tergantung begitu saja saat Hoon menyadari siapa gadis yang ditabraknya itu. Gadis yang di taman! Yang terkena bolaku! Ya Tuhan… sial sekali nasibnya setiap bertemu denganku, batinnya.
Gadis itu berdiri dengan bantuan Hoon. Wajahnya jelas saja menampakkan amarah yang sangat jelas. Gadis itu pun mengenali Hoon saat menatap lelaki itu dengan tatapan kesal. “Kau lagi! Kau pikir kau sedang apa, hah?” omelnya yang kali ini tidak bisa ditahannya.
“A-aku tadi… tadi buru-buru… dan aku…”
“Hoon-ah, apa sih yang kau lakukan?” tanya Jaeseop yang tiba-tiba sudah berada diantara mereka bersama Kiseop. Tentu saja mereka melihat dengan jelas kejadian tadi.
“Hyoyeon Nuna! Ya Tuhan, sweater-mu kotor!” seru Kiseop sambil mencoba membersihkan noda itu dari sweater si gadis.
“Sudahlah, aku bisa membersihkannya sendiri, Kiseop-ah!” seru si gadis, membuat Kiseop tidak jadi menyentuh sweater-nya.
“Sungguh, aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu,” aku Hoon. Kali ini terdengar penuh penyesalan dan tidak lagi gagap. “Tadi aku buru-buru ingin ke toilet dan tidak memperhatikan langkahku. Dan akhirnya, aku…”
“Tahulah. Aku juga malas mendebatkan masalah kecil ini,” potong si gadis, lalu, pergi begitu saja meninggalkan tiga lelaki itu yang dibuatnya berdiri mematung. Bahkan Hoon sudah lupa bahwa dia harus buru-buru ke toilet.

To be continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar