Selasa, 08 Januari 2013

I Love You, Nuna...!!! (Part III)


Main Cast:
- U-KISS’s Hoon
- Girls’ Generation’s Hyoyeon


***


Beberapa hari kemudian, Hoon tetap saja menyatakan cintanya pada Hyoyeon yang masih berujung penolakan. Tidak selesai sampai di situ. Hoon terus menerus menyatakan cintanya tanpa kenal lelah. Hyoyeon pun tetap teguh pendirian. Walaupun kesal, gadis itu tidak marah-marah saat menolaknya.
Lama-kelamaan, Kevin, Eli dan Jaeseop tahu hal itu. Bahkan sebagian besar murid di sekolah mereka pun tahu. Hal inilah yang membuat Hyoyeon kesal karena teman-temannya sering menggodanya karena disukai oleh hoobae.
“Kenapa sih kau tidak menerimanya saja?” tanya Sunny suatu saat di kantin.
“Iya. Hoon itu ganteng, badannya bagus, dan kelihatannya baik,” timpal Jessica sambil mengaduk jus jeruknya dengan sedotan.
“Kalian tahu kan kalau aku tidak memacari hoobae,” kata Hyoyeon mengingatkan.
“Tahu. Tapi, kurasa, Hoon bukan hoobae yang brengsek seperti Ellison.”
“Please, jangan sebut nama itu lagi!” seru Hyoyeon sambil menatap Jessica tajam.
“Oke, oke…” Jessica mengiyakan. “Ah, ya! Kudengar Hoon itu anggota klub taekwondo juga lho!”
“Lalu, apa hubungannya dengan Hyoyeon?” tanya Sunny tidak mengerti, sementara Hyoyeon diam saja sambil menatap Jessica.
Jessica tidak mengacuhkan pertanyaan Sunny itu. Dia menatap Hyoyeon lekat-lekat. “Kau tahu, kalau kau dan Hoon berpacaran, kau bisa memanas-manasi Ellison-mu itu dengan bermesra-mesraan dengan Hoon di depannya saat latihan taekwondo. Ya… kasarnya sih kau memanfaatkan Hoon. Bagaimana?”
“Kenapa sih kau tidak bisa berhenti mengucapkan namanya? Aku sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi dengannya!” omel Hyoyeon dengan nada frustasi.
“Benarkah? Kau masih sering ke kelasnya kan untuk bertemu Kiseop walau sebenarnya kau ingin melihat Ellison-mu?”
Hyoyeon tidak menjawab. Wajah gadis itu memerah. Tentu saja yang dikatakan Jessica benar adanya. Kenapa dia bisa tahu?
“Kurasa, Ellison-mu itu juga masih menyukaimu. Manfaatkanlah Hoon dan balas sakit hatimu pada Ellison! Aku juga muak dengan gayanya yang sok ganteng!”
“Dia memang tampan, Sica! Semua murid juga mengakuinya,” Sunny membela. “Aku tidak setuju dengan rencanamu. Itu terlalu jahat untuk Hoon yang tidak tahu apa-apa tentang hubungan Hyoyeon dan Eli di masa lalu.”
“Well, aku juga tidak serius dengan ucapanku tadi. Aku hanya tidak menyukai sikap Ellison pada Hyoyeon waktu itu. Sangat tidak suka!”
Hyoyeon masih terdiam. Dia sudah tidak peduli lagi dengan perdebatan dua sahabatnya itu. Otaknya sedang memikirkan suatu hal. Kenapa tidak kulakukan? Batinnya sambil diam-diam tersenyum dan kembali meminum jus jeruknya.

***


“A-apa?! A-aku tidak salah dengar nih?”
“Apa kau ingin kutarik kembali kata-kataku tadi?”
“Tidak! Tidak! Tentu saja tidak! Aku hanya…” Hoon tidak dapat menyembunyikan perasaan senang yang sedang dirasakannya saat itu. Tanpa bisa ditahannya, lelaki itu terus tersenyum sambil menatap sunbae-nya itu. Jujur saja, dia masih syok dengan yang dikatakan Hyoyeon padanya. “Aku hanya tidak percaya dengan pendengaranku sendiri. Kau benar ingin jadi pacarku, Nuna?” tanyanya lagi untuk memastikan. Dan dia bersorak girang saat melihat anggukan mantap Hyoyeon. Refleks, dipeluk Hyoyeon erat. “Terima kasih, Nuna! Terima kasih…”
Hyoyeon yang tidak menyangka akan dipeluk itu pun jadi salah tingkah. Dia mencoba melepaskan diri dari pelukan Hoon. “Hei, Hoon-ah! Banyak orang di sini! Kau tidak malu kalau jadi tontonan mereka?”
Hoon menurut. Dilepaskan tubuh Hyoyeon dari pelukannya. Kini Hoon menatap Hyoyeon dengan senyum dan tatapan hangatnya. “Ah, ya! Teman-temanku harus tahu berita baik ini!” seru Hoon.
“Teman-temanmu yang mana?”
“Jaeseop, Kiseop, Kevin dan Eli. Sahabat-sahabatku lebih tepatnya. Kau keberatan?”
“Tidak. Kenapa harus?”
“Kalau begitu, ayo, kita pergi!”
“Pergi kemana? Lagipula latihan dance-ku belum selesai, Hoon-ah.”
“Ah! Aku lupa. Oke, aku akan menelepon mereka untuk bertemu kita di Mihwan’s Café. Setelah latihan dance-mu selesai, kita juga akan pergi ke sana. Oke?”
Hyoyeon hanya mengangguk sambil tersenyum. Gadis itu turut bahagia melihat kebahagiaan Hoon.

***


“Akhirnya… aku dan Hyoyeon Nuna resmi berpacaran!” seru Hoon senang pada empat sahabatnya itu saat mereka semua sudah berkumpul di tempat yang sudah dijanjikan. Hyoyeon hanya tersenyum senang mendengarnya.
“Wow… congrats!” seru Kiseop heboh yang juga turut diikuti Jaeseop dan Kevin. “Tapi, Nuna, kau bilang kau tidak akan berpacaran dengan hoobae!”
Hyoyeon meringis malu. “Maafkan aku, Kiseop-ah! Kurasa, pernyataanku waktu itu tidak berlaku untuk Hoon-ku ini,” jawab Hyoyeon yang langsung mendapatkan sorakan riuh menggoda dari Jaeseop dan Kevin pada pasangan baru itu.
Kiseop merengut. “Kalau tahu seperti itu, aku juga mau menjadi pacarmu, Nuna-ya…” sesalnya.
“Hei, Kiseop-ah! Hyoyeon Nuna sudah jadi milikku sekarang,” kata Hoon memperingati sambil tersenyum.
“Tahulah. Beruntung kau, Hoon! Aku turut gembira,” katanya tulus sambil mengumbar senyum manisnya pada Hoon dan Hyoyeon.
“Ya sudah, kalian mau pesan apa?” tanya Hoon kemudian.
Setelah mereka menentukan pesanan masing-masing, Hoon dan Kevin pergi untuk memesan makanan.
“Jaeseop-ah, antarkan aku ke toilet!” pinta Kiseop dengan wajah memelasnya.
“Memangnya kau tidak bisa ke toilet sendiri?” tanya Jaeseop yang enggan untuk mengiyakan permintaan Kiseop.
“Ayolah… kumohon…”
Akhirnya, di meja itu tinggal Hyoyeon dan Eli yang menempati.
“Sejak kapan kau dan Hoon berpacaran, Nuna?” tiba-tiba, Eli bertanya. Matanya menatap tajam pada Hyoyeon dengan raut wajah serius.
Hyoyeon bisa mersakan kemarahan lelaki itu pada matanya. Diam-diam, dia tersenyum. “Hari ini. Kenapa?”
Eli tidak langsung menjawab. Lelaki itu masih tidak melepaskan tatapannya dari sunbae-nya itu. “Kenapa kau melakukan ini padaku?” tanyanya lagi, kali ini terdengar putus asa.
“Memangnya ada hubungan apa denganmu? Aku bebas kan berpacaran dengan siapa saja? Kau bukan siapa-siapa untukku, Ellison Kim.”
“Tapi…”
Kalimat Eli terpotong oleh dering hand phone Hyoyeon. Gadis itu mengecek nama si penelepon. Jessica? Tumben. Dia pun pergi meninggalkan Eli tanpa berkata apa-apa lagi untuk menjawab panggilan Jessica.

To be Continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar