Main Cast:
- U-KISS’s Hoon
- Girls’ Generation’s Hyoyeon
***
“Siapa namanya? Yeoyon?”
Kiseop menatap Hoon dengan tatapan tidak mengerti. “Yeoyon? Namanya siapa?” lelaki itu balik tanya sambil memasuki peralatan tulisnya ke dalam tas. Pelajaran terakhir sudah usai dan sekarang saatnya pulang.
“Itu… nama gadis yang kutabrak di kantin. Kudengar kau sempat memanggil namanya.”
“Oh. Namanya Kim Hyo Yeon. Kenapa?”
“Dan kau memanggilnya dengan sebutan nuna? Dia sunbae kita?”
“Ya. Kenapa sih?”
Hoon terdiam sejenak sambil menatap Kiseop. “Dia itu gadis yang tidak sengaja terkena lemparanku kemarin. Kau masih ingat? Saat kita bermain basket di sport arena di Daejoon Park.”
“Hah? Benarkah?”
Hoon mengangguk meyakinkan. “Oya, kau mengenalnya? Hyoyeon Nuna itu.”
Kini ganti Kiseop yang mangangguk. “Em! Aku dan Hyoyeon Nuna berada di klub dance. Dia benar-benar penari yang sangat hebat! Kami sering ngobrol kalau sedang di klub. Hey, ada apa sih kau menanyakannya terus?” tanya Kiseop penasaran sambil memandang Hoon penuh selidik. Tiba-tiba saja dia tertawa. “Ahahaha… kau jatuh cinta padanya ya?”
“Siapa yang sedang jatuh cinta?” tanya Eli yang tiba-tiba saja sudah bergabung dengan Hoon dan Kiseop. Kevin dan Jaeseop ikut bergabung.
“Bu-bukan… maksudku…”
“Kau sedang jatuh cinta, Hoon-ah?” tanya Jaeseop dengan tatapan menggodanya.
“Aw, aw… Hoon kita jatuh cinta!” seru Kevin senang.
Untung saja di kelas mereka itu sudah tidak ada lagi murid lain di dalamnya. Jadi, Hoon tidak perlu menanggung malu lebih banyak lagi atas ucapan kawan-kawannya itu. “Kalian apa-apaan sih?” omelnya.
“Tapi, Hoon, Hyoyeon Nuna tidak suka laki-laki muda seperti kita,” kata Kiseop tidak memedulikan omelan Hoon. “Dia pernah bilang padaku tentang tipe laki-laki idamannya. Salah satu tipenya ya itu tadi, usianya tidak lebih muda darinya. Kau pasti ditolak mentah-mentah olehnya!”
“Benarkah?”
“Tuh kan! Kau benar-benar menyukainya kan?”
Hoon hanya cemberut mendengar kata-kata Kiseop.
“Memangnya Hyoyeon Nuna siapa sih?” tanya Kevin.
“Itu tuh, gadis yang terkena lemparan Hoon kemarin di Daejoon Park,” jawab Kiseop.
Kevin mengerutkan dahinya, tidak mengerti.
“Kevin dan Eli kan tidak ada saat kejadian. Mana mereka tahu insiden itu,” kata Jaeseop mengingatkan.
“Nanti kuberitahu kau yang mana Hyoyeon Nuna,” kata Eli pada Kevin.
“Kau tahu orangnya?” tanya Hoon tidak percaya.
Eli mengangguk. “Sudah ah, yuk, kita pulang!”
***
Hoon terkejut melihat Hyoyeon berada di depan pintu kelasnya pagi itu. Tumben. Mau apa ya dia? Batinnya penasaran. Lalu, dia menghampiri sunbae-nya itu. “Mencari siapa, sunbaenim?” tanyanya yang rupanya mengagetkan Hyoyeon. “Ah, maaf, membuatmu terkejut…” akunya sambil membungkukkan tubuhnya.
“Tidak apa-apa,” jawab Hyoyeon singkat. Gadis itu menatap Hoon sejenak, lalu menjawab, “Aku ingin bertemu Lee Ki Seop. Kau murid kelas ini juga?”
Hoon mengangguk sambil berdeham mengiyakan. Lelaki itu melongokkan kepalanya sebentar ke dalam kelas. Kiseop tidak ada di sana. Jaeseop, Eli dan Kevin juga tidak ada. “Tidak ada, sunbaenim,” katanya kemudian sambil menatap sunbae-nya itu. Diam-diam, dia menikmati betul wajah gadis di hadapannya itu. Kapan lagi bisa berlama-lama menatapnya seperti ini? Nuna-ya, kenapa wajahmu bisa secantik itu? “Ada perlu apa? Atau ada yang mau kau titipkan padanya?”
Hyoyeon menggeleng cepat dan raut wajahnya berubah muram. “Tidak ada,” jawabnya singkat. “Oya, panggil aku nuna saja. Sunbaenim terlalu formal untukku,” lanjutnya, lalu pergi meninggalkan Hoon.
“Nuna!” panggil Hoon cepat, membuat Hyoyeon membalikkan badannya dan menatap Hoon. Hoon tersenyum lebar padanya. “Namaku Yeo Hoon Min.”
Hyoyeon hanya tersenyum geli setelah sadar bahwa hoobae-nya itu ingin berkenalan dengannya. Aneh juga sebenarnya. Sudah tiga kali mereka bertemu secara sengaja dan dia tidak tahu nama lelaki itu. Well, tidak mau tahu lebih tepatnya. “Namaku Kim Hyo Yeon.”
***
Sejak perkenalan itu, Hoon jadi sering menemani Kiseop latihan dance di klub-nya hanya untuk bisa melihat atau menyapa atau sedikit berbicara dengan Hyoyeon. Belakang dia tahu bahwa Hyoyeon adalah gadis yang tidak terlalu banyak berbicara. Pernyataan Kiseop yang mengatakan bahwa Hyoyeon adalah penari yang hebat memang benar adanya. Hoon sudah melihatnya dan itu semakin membuatnya lebih menyukai gadis itu.
“Nuna, jadilah pacarku…”
Hyoyeon yang sedang minum langsung tersedak setelah mendengar permintaan dari Hoon. “Apa kau bilang?” tanyanya disertai dengan batuk-batuk kecil akibat dari ketersedakkannya tadi.
“Kau tidak apa-apa, Nuna?” Hoon balik tanya karena cemas dan tidak menduga Hyoyeon akan terkejut mendengar permintaannya.
“Aku salah dengar kan? Kau ingin aku jadi pacarmu?” tanya Hyoyeon lagi, tidak memedulikan pertanyaan Hoon.
Hoon terdiam sambil serius manatap Hyoyeon. “Kau tidak salah dengar. Aku benar-benar ingin kau menjadi pacarku, Nuna,” jawabnya.
Kali ini Hyoyeon tertawa kecil sambil menatap Hoon seakan-akan lelaki itu bocah lima tahun yang telah menyebalkan. “Tidak, Hoonmin. Aku tidak ingin berpacaran dengan hoobae,” tolaknya mentah-mentah sambil membuang mukanya dari Hoon.
“Tapi, kenapa? Apa salahnya?” tanya Hoon dengan nada kecewa.
“Sama sekali tidak salah. Aku hanya tidak mau saja.”
“Nuna… tapi, aku sangat menyukaimu!”
Hyoyeon kembali menatap Hoon. Kali ini sambil tersenyum lembut. “Terima kasih karena kau menyukaiku, tapi tidak perlu pacaran kan jika kau sudah menyukaiku?”
“Nuna! Hoon!” seru Kiseop dari kejauhan. Lelaki itu berlari kecil untuk menghampiri mereka. “Nuna, kau dipanggil Jessica Nuna,” katanya setelah berada diantara mereka dengan napas terengah-engah.
Hyoyeon mengangguk. “Latihannya sudah selesai, Kiseop-ah?” tanyanya yang dijawab anggukan oleh Kiseop. Gadis itu mengambil tasnya, lalu meninggalkan mereka tanpa berkata apa-apa lagi.
Hoon terdiam sambil menatap sedih kepergian Hyoyeon. Agak lama dia melamun sampai Kiseop menepuk bahunya cukup keras dan memutuskan lamunannya.
“Ayo, kita pulang, Hoon!”
***
“Kau benar, Kiseop-ah…”
“Benar apanya?” tanya Kiseop tidak mengerti.
“Hyoyeon Nuna tidak menyukai lelaki yang lebih muda darinya.”
“Tuh kan! Akhirnya, kau percaya juga dengan ucapanku waktu itu,” kata Kiseop sambil tersenyum penuh kemenangan. Dia sama sekali tidak menyadari raut wajah sedih Hoon. “Hyoyeon Nuna yang memberitahumu seperti itu?” tanyanya penasaran yang digelengi Hoon. Kiseop mengernyitkan dahinya, bingung. “Lalu, bagaimana kau bisa mempercayai ucapanku waktu itu?”
Hoon terdiam sejenak. Sambil menundukkan kepalanya, dia menjawab, “Aku menyatakan cinta padanya.”
Mata Kiseop seketika membulat dan mulutnya sedikit terbuka. Lelaki itu benar-benar kaget. Tidak menyangka bahwa kawannya itu bisa melakukannya. “Benarkah? Lalu, bagaimana? Kau ditolaknya kan?” tanyanya yang langsung dijawab dengan anggukan lemah dari Hoon. Kiseop menghela napas berat. Tentu saja dia merasa sedih juga. “Sudahlah, Hoon… masih banyak nuna cantik selain Hyoyeon Nuna kan?” hiburnya sambil menepuk-nepuk pelan punggung Hoon.
“Tidak. Aku hanya mencintainya saja, Kiseop-ah…” tegas Hoon. Tanpa terasa, mereka sudah sampai di depan rumahnya. “Sampai ketemu besok, Kiseop-ah!” katanya, lalu memasuki gerbang rumahnya.
To be continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar