Main
Cast:
-
U-KISS’s Eli
-
U-KISS’s Kevin
***
Hari
itu, kelas XI IPS 2 kedatangan siswa baru bernama Lee Ki Seop. Tidak ada yang
istimewa bagi siswa-siswa di kelas itu, tapi tidak bagi siswi-siswinya. Siswa
baru itu sangat tampan dan mempunyai postur tubuh yang bagus.
“Ada
malaikat yang turun ke kelas kita,” bisik Miseon namun masih dalam jarak dengar
Eli yang duduk di seberangnya.
“Kau
terlalu berlebihan, Seon-ah!” seru Eli yang dimanyuni Miseon.
“Memang
kenyataannya seperti itu, Eli!” bela Daehee, teman sebangku Miseon. “Bilang
saja kau iri padanya! Akui saja.”
Tentu
saja perkataan Daehee membuat panas hati Eli. Baru saja dia akan membalas
kata-kata itu, Bu Hyeri menyuruh seluruh murid kelas itu untuk cepat
menyelesaikan tugas gambar mereka. Eli hanya bisa menghela napas berat dan
kembali mengerjakan gambarnya yang baru setengah jadi.
***
“Apa
yang sedang kau kerjakan?” tanya Kiseop pada Kevin yang duduk di seberangnya.
Kevin
menghentikan pekerjaannya, lalu menatap Kiseop sambil tersenyum ramah.
“Poster,” jawabnya singkat. “Kau tidak ikut membuatnya?” tanyanya yang dijawab
gelengan lemah dari Kiseop. “Kenapa?”
“Aku
tidak membawa buku gambar. Aku akan bilang pada guru itu,” jawabnya sambil
berdiri dari duduknya. Namun, sebelum melangkah, Kiseop berkata, “Nanti
beritahu aku jadwal pelajaran kita ya!”
Kevin
hanya mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya.
“Hei,
Kevin, kenapa kau mengobrol dengannya?” tanya Eli, teman sebangku Kevin, saat
Kiseop sedang berjalan ke tempat Bu Hye ri.
“Hm?
Memangnya kenapa? Kelihatannya dia baik,” Kevin balik tanya tanpa mengalihkan
pandangan pada gambarnya.
“Kurasa,
Eli cemburu!” seru Jaeseop yang ikut mendengarkan pembicaraan mereka. dia dan
Hoon, teman sebangkunya, terkekeh pelan.
Kevin
mengernyitkan keningnya, lalu menatap Jaeseop yang duduk di belakangnya.
“Cemburu?” ulangnya yang hanya diangguki Jaeseop. Lalu, Kevin menatap Eli
dengan isyarat meminta penjelasan.
Wajah
Eli tampak kesal. “Jangan kau dengar kata-katanya!” serunya sambil melirik Jaeseop
dengan tatapan kesal. Bukannya takut, Jaeseop malah menjulurkan lidahnya. “Jaeseop-ah!!!”
teriaknya kencang yang langsung membuat hening suasana kelas.
“Ellison
Kim!” tegur Bu Hyeri dengan suara mengancam.
“Maaf,
Bu Hyeri…” jawab Eli dengan suara gugup dan wajah menunduk.
***
Istirahat
tiba. Kevin, Eli, Jaeseop, dan Hoon berencana untuk makan di kantin. Sebelum
pergi, Kevin mengeluarkan sebuah notebook
kecil dari tas dan diberikannya ke Kiseop. “Ini, jadwal pelajaran di kelas
kita!” katanya yang langsung diambil Kiseop. Siswa baru itu mengucapkan terima
kasih. “Sama-sama, Kiseop,” balasnya.
“Kevin,
ayo, cepat!” panggil Hoon yang sudah berada di luar kelas bersama Eli dan Jaeseop,
menunggu Kevin.
“Ah,
ya… tunggu!” seru Kevin. “Kutinggal ya! Bye,
Kiseop-ah!” Baru saja Kevin akan berlari menyusul teman-temannya, tiba-tiba,
Kiseop menarik tangannya. Kevin menatap Kiseop dengan dahi mengernyit, bingung
dengan sikap teman barunya itu. “Kenapa?”
Kiseop
terdiam sebentar. “Mmm… bolehkah… bolehkah aku ikut?” tanyanya dengan sikap
takut-takut.
“Tentu
saja!” jawab Kevin cepat sambil tersenyum. “Ayo!” serunya sambil menarik tangan
Kiseop yang belum juga melepaskan tangannya.
Keduanya
berlari pelan sambil bergandengan tangan.
“Hi, guys! Kiseop bergabung dengan kita!”
seru Kevin sambil tersenyum lebar pada tiga sahabatnya saat mereka sudah
berkumpul bersama di luar kelas. “Oya, namaku Kevin Woo,” kata Kevin pada Kiseop.
“Ini Kim Jae Seop, sebelahnya Yeo Hoon Min, dan di sebelahnya lagi Ellison Kim.”
Kiseop
membungkuk pada mereka semua yang dibalas oleh Jaeseop dan Hoon. Eli
memalingkan wajahnya dari Kiseop dengan kedua tangan melipat di bawah dadanya. Kevin
bingung melihat sikap dingin Eli pada Kiseop. Eli menyadari bahwa Kevin sedang
memerhatikannya, tapi dia tak memedulikannya. Tiba-tiba saja, Eli berjalan
mendahului mereka.
“Hei,
Eli!” panggil Jaeseop yang juga tak dipedulikan Eli.
“Ada
apa sih dengannya? Hari ini dia aneh sekali!” omel Kevin tak mengerti.
“Mmm…
apa seharusnya aku tidak bergabung bersama kalian?” tanya Kiseop dengan nada
takut-takut.
“Eh?
Tidak! Tentu saja kau boleh bergabung, ya kan, Hoon? Jaeseop?”
Jaeseop
dan Hoon kompak mengangguk sambil tersenyum.
“Aku
tidak keberatan kau ikut gabung. Semakin banyak, semakin ramai hehe…” kata Hoon
yang membuat tiga lelaki itu ikut terkekeh.
“Lalu,
bagaimana dengan Ellison?” tanya Kiseop dengan nada cemas.
“Biarkan
saja dulu! Mungkin dia memang ingin sendiri,” jawab Jaeseop. “Tunggu apa lagi?
Ayo, ke kantin! Aku lapar!”
***
Di
perjalanan menuju rumah, Kevin dibuat bingung lagi dengan sikap Eli. Seperti
biasanya mereka selalu pulang bersama, namun entah kenapa lelaki yang biasanya
sering bercanda dan tertawa itu jadi pendiam. Wajahnya juga tampak kesal dan
sikapnya itu sudah berlangsung sejak
istirahat tadi.
“Kau
kenapa, Eli?” tanya Kevin to the point.
Eli
tak menjawab. Lelaki itu terus saja berjalan sambil menendang kerikil di
depannya. Dia mendengar pertanyaan Kevin, hanya saja dia malas menjawabnya.
“Eli,
jawab pertanyaanku,” pinta Kevin dengan suara pelan.
Kevin menangis? Batin Eli kaget begitu
menyadari suara Kevin juga terdengar serak. Ditatap lelaki yang berjalan di
sampingnya itu lekat-lekat. Ya, Kevin hampir menangis. Air matanya sudah
berkumpul di mata kecilnya dan siap tumpah. Biasanya Eli tak akan tega melihat
Kevin dalam kondisi seperti itu. Biasanya dia langsung menghibur Kevin dan
membuatnya tertawa. Tapi, tidak kali ini. Eli memalingkan wajahnya dari Kevin.
Kevin
terpukul sekali mendapatkan perlakuan seperti itu dari sahabat baiknya. Ada apa dengan Eli? Apa yang salah denganku?
Kenapa dia mengacuhkanku? Batinnya terus bertanya-tanya. Tanpa disadarinya,
air matanya sudah meleleh tanpa bisa ditahan. Membuat sungai-sungai kecil di
kedua pipinya. Dia menyusul Eli yang sudah berada cukup jauh di depannya. “Kau
marah padaku? Kenapa?” tanya Kevin sambil menarik tangan Eli, menginginkan
perhatian penuh.
“Bisa
tidak kau berhenti bersikap konyol seperti itu? Mudah menangis! Tak malukah kau
dilihat olehku? Oleh orang lain?” akhirnya Eli bersuara juga. Suaranya cukup
keras dan penuh amarah.
Buru-buru
Kevin menghapus air matanya dengan kedua tangannya. “Maaf…” akunya. “Kenapa kau
bersikap seperti ini padaku? Kau membuatku takut, sedih dan bingung.”
Keduanya
terdiam terpaku sambil menatap satu sama lain. Rasa bersalah mulai menyergap
Eli. Ya, aku yang salah. “Maafkan
aku, Kevin…” akunya dengan suara pelan.
“Tidak
apa-apa, Eli. Tapi, bisakah kau jelaskan kenapa? Kalau kau tidak keberatan.”
Eli
terdiam. Matanya memerhatikan sekitarnya. “Disana ada kursi. Kita duduk disana
dulu, oke?”
***
“Baiklah,
kuakui aku cemburu padamu,” jawab Eli saat keduanya sudah duduk di bangku
panjang.
Dahi
Kevin mengernyit. “Cemburu? Apa yang kau cemburui dariku? Aku bukan apa-apa
bila dibandingkan kau yang tampan ini hehe…”
Eli
terkekeh kecil dibuatnya. Namun, detik kemudian wajahnya mulai mengeras
kembali. Ditatap Kevin lekat-lekat. “Kau terlalu sibuk dengan siswa baru itu
hari ini. Aku merasa tersingkirkan,” akunya dengan suara kesal.
Pengakuan
Eli tentu saja mengagetkan Kevin. Matanya membola. “Ya Tuhan! Eli, tentu saja
aku harus seperti itu pada Kiseop. Dia kan siswa baru! Kita harus ramah padanya
agar dia merasa senang dengan kita, teman-teman barunya. Dan aku tidak akan
pernah menyingkirkanmu, Eli! Tidak akan! Kau sahabat terbaikku, juga Jaeseop
dan Hoon.” Kevin menggenggam tangan Eli sambil tersenyum lembut. “Cobalah kau
berteman baik dengannya! Dia sangat baik, yah… kuakui dia orang yang kaku, tapi
itu karena dia belum terlalu dekat dengan kita.”
“Entahlah,
Kevin. Kurasa, dia mengancam posisiku sebagai siswa tertampan.” Kevin
mendaratkan pukulan kecil ke bahu Eli. Eli meringis kesakitan. Tentu saja yang
tadi itu dia bercanda. Tak ada salahnya
juga berteman dengan siswa baru itu.
***
-The
End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar